Published 18/07/2017

Oleh: Ayu Nindyapuspa, ST., MT

Dalam tulisan artikel sebelumnya, dijelaskan bahwa stabilisasi/solidifikasi limbah B3 dilakukan dengan menggunakan semen dan pozzolan untuk mengikat limbah B3. Dalam tulisan ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pozzolan.

Pozzolan merupakan bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina. Jika dicampur air, maka pozzolan tersebut akan membentuk kalsium hidroksida. Pozzolan dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

  1. Kelas N : Merupakan pozzolan alam atau pozzolan hasil pembakaran, contohnya tanah diatomik, opalin, dan abu vulkanik.
  2. Kelas C : Berupa abu terbang (fly ash) yang mengandung CaO di atas 10% hasil pembakaran lignit atau sub bitumen batubara
  3. Kelas F : Berupa fly ash yang dihasilkan dari pembakaran batubara.

Pozzolan ada yang bersifat alami dan buatan. Pozzolan alami berasal dari sedimentasi dari abu lava gunung berapi yang mengandung silika aktif. Pozzolan buatan berasal dari sisa pembakaran tungku maupun hasil pemanfaatan limbah yang diolah menjadi abu melalui proses pembakaran. Salah satu jenis pozolan alam yang sering digunakan adalah bentonit.

nindy Bentonit-1            Secara morfologis tanah lempung bentonit umumnya berwarna agak kecoklat coklatan dan mudah dibentuk dalam keadaan basah serta mengeras dengan warna kemerah-merahan jika dibakar. Dalam kehidupan sehari-hari, tanah lempung bentonit digunakan sebagai bahan pembuatan batu bata, tembikar dan genteng. Endapan bentonit Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, sebagian Kalimantan, dan Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit). Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasikmalaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain.

 

Sumber Gambar:

Bentonit-1 : http://www.bentonit-na-studny.cz/

Fly ash : https://www.arthaminerals.com/fly-ash.htm