Oleh: Ayu Nindyapuspa
Sebelum membaca artikel ini, ada baiknya pembaca membaca bagian pertama dulu ya 🙂
Sudah diketahui oleh para pembaca bahwa solidifikasi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengolah limbah yang mengandung logam berat. Bahan utama yang digunakan dalam solidifikasi adalah semen, air, dan limbah itu sendiri. Tujuan dilakukan solidifikasi adalah mengubah bentuk fisik limbah yang semula berbentuk cair menjadi solid (padat). Produk solidifikasi tersebut nantinya dapat dimanfaatkan menjadi paving jalan atau dibuang langsung ke secure landfill.
Namun, tahukah bahwa selain semen, ada bahan pengikat lain yang dapat digunakan sebagai bahan solidifikasi? Bahan-bahan lain yang dapat digunakan sebagai pengganti sebagian semen disebut pozzolan. Pozzolan ini memiliki karakter yang sama dengan semen, yaitu mengandung kalsium karbonat. Bedanya, semen berasal dari proses pabrik, sedangkan pozzolan berasal dari alam langsung dan bisa langsung digunakan. Jenis-jenis pozzolan yang bisa digunakan dalam solidifikasi adalah bentonit, zeolit, tanah lempung, dan tras.
Proses pencampuran antara semen, pozzolan, air, dan limbah tidak boleh sembarangan. Perlu diperhatikan komposisi semen, pozzolan, air, dan limbahnya. Air yang digunakan juga harus cukup, tidak boleh berlebihan dan tidak boleh kurang. Komposisi yang biasa digunakan dalam solidifikasi adalah campuran semen dan pozzolan 50:50. Cetakan yang digunakan dapat berbentuk kotak atau silinder. Setelah dapat dilepas dari cetakan, produk solidifikasi dijaga kelembabannya dengan menaruh lap basah di atasnya selama 30 hari. Setelah itu, produk solidifikasi dapat dibuang ke secure landfill atau dimanfaatkan sebagai paving jalan, tentunya setelah melewati uji kuat tekan dan toksisitas terlebih dahulu.
Nah, mudah diterapkan bukan? Selamat mempraktekkan ya 😉