Oleh: Ayu Nindyapuspa, ST., MT
Sanitary landfill merupakan suatu fasilitas yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah akhir. Selama ini, suatu kota membuang sampah di lahan terbuka yang telah disediakan atau biasa kita sebut dengan open dumping. Open dumping yang selama ini dilakukan berdampak negatif terhadap lingkungan, seperti muncul bau, kumuh, tumbuhnya bibit penyakit, dan kotor. Dengan adanya teknologi sanitary landfill, maka dampak negatif yang telah disebutkan tadi dapat diminimisasi.
Lantas, apa dan bagaimanakah sanitary landfill itu?
Pembuangan sampah di sanitary landfill dilakukan dengan cara ditimbun. Sebelum ditimbun, permukaan dasar sanitary landfill dilapisi terlebih dahulu dengan tanah lempung dan geomembran. Tujuannya agar air sampah atau yang biasa disebut dengan air lindi tidak merembes ke bawah tanah dan dapat mencemari air tanah. Selain dilapisi tanah lempung dan geomembran, permukaan dasar sanitary landfill dilengkapi dengan pipa pengumpul lindi dan pipa gas metan.
Pipa pengumpul lindi dan pipa gas metan dipasang untuk mengumpulkan lindi dan gas metan yang terbentuk akibat proses penguraian sampah di dalam sanitary landfill. Lindi yang terkumpul akan diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sedangkan gas metan yang terbentuk akan diolah dan selanjutnya dapat digunakan sebagai energi yang terbarukan. Gas metan dapat digunakan untuk keperluan memasak sehari-hari.
Keuntungan yang didapatkan dari sanitary landfill ini adalah dapat meminimisasi dampak negatif yang ditimbulkan sampah serta dapat memanfaatkan gas metan yang dihasilkan dari proses penguraian sampah. Hanya saja, pengoperasian sanitary landfill dibutuhkan komitmen dan kesungguhan yang besar agar sanitary landfill tetap berjalan dengan semestinya.